Kenapanya : ya gak kenapa2 !
Kan yg ditulis di Alqur'an gitu, jadi gak mungkin dicari sebab dan kenapanya.
Boleh2 saja kamu menafsirkan untuk kebaikkan umat manusia secara menyeluruh. Tapi celakanya negara2 yg dipimpin oleh pemimpin agama umumnya malah kacau balau. Jadi apa yg diharapkan tidak sejalan dgn kenyataannya.
Ketika seseorang belum mengenal Allah sebagai Tuhan, adalah wajar ia mempertanyakan kehendak-Nya.
Untuk apa pertanyaan "dimana aturan Tuhan dalam membuat peraturan?". Jika Tuhan masih diberi aturan, maka dia bukanlah Tuhan.
karena paling tidak yg menjadi pemimpin ntu SADAR (ngerti) bahwa segala sesuatu akan dipertanggungjawabkan pada hari akhir (at the end of the day) dihadapan Allah SWT
contoh kerusakan yg dibuat orag KAPIR :
1. memaksakan kebijaksanaan ekonomi negara lain dg tujuan spy energi terjangkau olehny
2. mengatur pemilik2 energi utk menjual crude oil sampai over supply spy harga murah
3. menguasai kekayaan alam orang utk menyokong ekonomi negaranya (menajajh sec diam2)
3. pemimpin2 negara pemilik energi di atur & di paksa ngikutin kemauan negara KAPIR ini
4. kalo ga nurut diancam & di-takut2i dg teror BOM, konflik horizontal, KUDETA,
5. tidak perduli dg akibat yg ditimbulkan oleh surplus neraca perdagangan (jualan energi) meyebabkan lapangan kerja hilang secara alami, sebaliknya harus mengimpor apapun utk menyeimbangkan neraca yg surplus. (secara alami biaya produksi mjadi tinggi di negara yg surplus neraca perdagangan)
6. rakyat dinegeri penghasil energi jadi JOBLESS dlm bidang produksi kecuali bidang jasa
buktinya banyak S1 S2 S3 mau nge-GOJEK nge-Grab .... ih ih ih ..... nge warung jg ?
pertanyaan berikutnya : bisa ngga SI peyebab pengangguran diampuni Tuhan (selain Yesus) wk wk
Om ini Om
Bagi seorang muslim, seluruh aspek kehidupannya telah diatur oleh Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Jika urusan buang air kecil dan buang air besar saja terdapat tuntunan yang rinci dan jelas dalam syariat Islam, bagaimana mungkin masalah kepemimpinan yang berkaitan dengan urusan ratusan juta manusia tidak memiliki tuntunan dalam syariat Islam?
Seorang muslim sejati adalah orang yang telah berikrar setia untuk diatur seluruh aspek kehidupannya dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Shalatnya, zakatnya, shaumnya, hajinya, tilawah Al-Qur’annya, ekonominya, politiknya, budayanya, dan semua aspek kehidupannya adalah ibadah kepada Allah SWT. Caranya adalah dengan menjalani seluruh aspek kehidupan tersebut sesuai syariat Allah dan diniatkan untuk mencari ridha Allah semata. Hal itu sebagaimana ditegaskan oleh ikrar yang kita baca berulang kali setiap harinya:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ # لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
Katakanlah, “Sesungguhnya shalatku, penyembelihanku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya. Demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Al-An’am [6]: 162-163)
Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali [pemimpin, pelindung, dan teman akrab] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah…” (QS. Ali Imran [3]: 28)
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi pemimpin-pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan hanyalah kepunyaan Allah.” (QS. An-Nisa’ [4]: 138-139)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin kalian, sebab sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kalian mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah [5]: 51)
QS. Al-Maidah [5]: 57
QS. Al-Maidah [5]: 80-81
QS. Al-Mumtahanah [60]: 1